Masyarakat Bone Gelar Aksi Damai, Tegaskan Persatuan di Bumi Arung Palakka
Bone, Semangat kebersamaan tampak di Lapangan Merdeka, Kota Watampone, Sabtu (23/8/2025). Forum Masyarakat Pemerhati Demokrasi menggelar aksi damai yang dihadiri sejumlah tokoh masyarakat, pemuda, dan ratusan warga.
Di tengah teriknya matahari, suara orasi bergema namun tetap teduh, menyuarakan pentingnya menjaga kedamaian di Bumi Arung Palakka. Jenderal Lapangan, Abd Rahman S.Pdi, bersama tokoh masyarakat H. Saipullah Latief dan pemuda Fahri Rusli, hadir memberi warna pada gerakan yang mengedepankan persaudaraan ini.
Dalam sambutannya, H. Saipullah Latief—tokoh Bone Barat sekaligus mantan legislator tiga periode—menegaskan bahwa aksi damai bukan sekadar pertemuan, melainkan juga silaturahmi besar. Ia mengingatkan agar aspirasi masyarakat tetap disampaikan dengan santun, tanpa harus merusak atau menimbulkan keresahan.
“Silakan menyampaikan kritik, tetapi jangan dibarengi dengan anarkis. Jangan pula kritik merusak fasilitas,” ujarnya dengan suara mantap, disambut tepuk tangan peserta aksi.
Tak hanya itu, Saipullah juga memberi apresiasi kepada kepemimpinan Bupati Bone H. Andi Asman Sulaiman bersama Wakil Bupati Bone Dr. Andi Akmal Pasluddin. Menurutnya, berbagai program pembangunan dan bantuan yang masuk ke Bone adalah bukti kerja nyata yang harus dijaga bersama.
“Kepemimpinan Bapak Bupati dan Wakil Bupati perlu diapresiasi dengan sejumlah bantuan dan dana yang masuk ke Bone. Tanpa dukungan masyarakat, Bone ini tidak bisa berjalan dengan baik,” lanjutnya.
Suasana aksi damai ini kian terasa hangat. Peserta duduk berjejer, sebagian membawa spanduk dengan pesan persatuan, sementara yang lain mendengarkan orasi dengan khidmat. Bagi mereka, menjaga demokrasi bukan hanya soal menyuarakan kritik, tetapi juga memastikan keamanan dan persaudaraan tetap terjaga.
Aksi damai ini menjadi penegasan bahwa di tengah dinamika politik dan perbedaan pandangan, masyarakat Bone masih memegang erat semangat kebersamaan. Dari Lapangan Merdeka, suara itu bergema: kritik boleh, damai harus