Skandal Pemerasan di Bone: Forbes, Wartawan, serta Polda Dicatut Korban Laporkan Ke Polres Bone

Table of Contents


BONE – Batas kesabaran telah habis. Forum Bersama (Forbes) Anti Narkoba Kabupaten Bone mengambil langkah ekstrem: menyeret salah satu anggotanya sendiri ke ranah hukum. Langkah ini diambil usai terungkap praktik pemerasan terhadap seorang pengusaha kosmetik muda, Sri Fardila Binti Tajuddin (27), dengan mencatut nama Forbes dan institusi besar sekelas Polda Sulawesi Selatan.


Bukan orang luar. Terduga pelaku adalah AR alias AP, sebelumnya dikenal sebagai bagian dari tubuh Forbes sendiri. Namun, alih-alih berjuang melawan penyimpangan sosial, Appan justru menyusupkan kejahatan dari dalam, dengan memperalat nama lembaga demi keuntungan pribadi.


Korban, Dilla, datang dengan luka psikologis. Ditemani suami dan keluarga, ia mengaku diperas dalam tekanan dan ketakutan, bahkan dijebak dengan narasi seolah usahanya akan “disorot media” jika tak membayar.


“Uang Rp7 juta diserahkan pertama. Disusul Rp1 juta via transfer, lalu Rp1,4 juta dan terakhir Rp1,6 juta. Semuanya dibungkus alasan manipulatif: dari wartawan, tamu Polda, sampai pengadaan kursi Forbes,” ungkap Sri di Sekretariat Forbes, Senin (30/06/2025) malam.


Namun semuanya terbongkar. Tak satu pun pihak yang disebut pelaku mengonfirmasi kebenaran cerita. Maka, Dilla sadar: ia dijadikan objek peras, dengan metode intimidatif dan pengaburan institusi.


Ketua Umum Forbes Bone, Dr. H.A. Singkeru Rukka, MH, tak memberi ruang abu-abu: “Kami tidak melindungi siapapun. AR bukan korban fitnah, dia pelaku nyata yang memperdagangkan nama organisasi demi fulus.”


Forbes langsung merespons: mengeluarkan pelaku dari seluruh jaringan komunikasi internal, mendampingi korban melapor ke Polres Bone, dan menyatakan ini sebagai “langkah penyucian organisasi.”


Nomor laporan resmi: LP / 417/VI/2025 / SPKT / RES BONE.


Andi Singke juga menyebut, ini bukan kali pertama isu “pemalakan berkedok lembaga” terdengar. Beberapa kabar miring tentang anggota Forbes yang ‘makkolu’ istilah lokal untuk memalak, selama ini kerap diabaikan karena minim bukti. Kini, dengan laporan korban dan bukti transaksi, semuanya terbuka.


Forbes: Organisasi Bukan Alat, Tapi Amanah

“Jangan jadikan organisasi sebagai kendaraan mencuri uang rakyat. Forbes dibentuk untuk perlawanan, bukan perdagangan moral,” tegas Andi Singke.


Ia menyatakan, Forbes berdiri di atas nilai perjuangan dan keberanian moral, bukan atas dasar materi. Dalam AD/ART, tegas disebut: siapa pun yang mencemari nama organisasi, akan dilawan, bahkan jika dia berasal dari dalam.


Laporan terhadap AR bukan sekadar pembelaan nama baik. Ini adalah sinyal keras bahwa perlawanan terhadap penyimpangan tidak pandang bulu, baik musuh dari luar, maupun “pengkhianat dari dalam.”


Peringatan bagi Lainnya

Forbes pun membuka ruang bagi masyarakat lain yang mungkin mengalami pemerasan dengan modus serupa.


“Kalau ada korban lainnya, silakan melapor. Ini bukan sekadar soal nama baik organisasi, ini soal mencegah kejahatan menjelma jadi kebiasaan,” tutupnya.


Catatan redaksi: Di tengah era saat kepercayaan publik mudah tercabik oleh tindakan oknum, keberanian Forbes Bone menjadi preseden penting bahwa organisasi yang sehat adalah yang berani menolak diam demi kebenaran.

//