Jejak 3 Perempuan Agung Kerajaan Bone dalam 3M Kepemimpinan Andi Tenri Walinonong
Oleh: [Irham Ihsan, SH, M.Si]
BONE - Dalam bentangan sejarah panjang Kerajaan Bone, jauh sebelum konsep kesetaraan gender menggema di ruang-ruang akademik dan parlemen modern, telah hadir sosok-sosok perempuan agung yang menandai eksistensinya dalam panggung kekuasaan dan kebijakan. Mereka adalah We Tenrituppu, We Benrigau, dan We Tenriawaru Pancaitana Besse’ Kajuara—tiga ratu Bugis yang tak hanya memimpin, tetapi juga memahat nilai-nilai luhur yang menjadi pijakan bagi generasi setelahnya.
Nilai-nilai itu terbingkai dalam falsafah 3M Bugis:
Macanti – Cantik bukan hanya rupa, tapi sikap.
Macca – Cerdas bukan hanya tahu, tapi bijak menimbang.
Materu – Berani bukan hanya lantang, tapi teguh menjaga prinsip.
Tiga nilai ini, yang dulu menjadi roh kepemimpinan perempuan Kerajaan Bone, kini kembali menemukan napasnya dalam sosok Andi Tenri Walinonong—perempuan pertama yang menorehkan sejarah sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bone.
Macanti – Cantik dalam Wibawa, Warisan dari We Tenrituppu
Sebagai Raja Bone ke-10, We Tenrituppu adalah simbol keanggunan dan kepemimpinan yang sejuk. Ia membawa masa stabilitas dan kemakmuran, bukan dengan tangan besi, melainkan dengan aura kepemimpinan yang memikat hati dan memelihara harmoni.
Falsafah Macanti di tanah Bugis bukan perkara kosmetik. Ia adalah cermin dari kebijaksanaan, ketenangan, dan wibawa yang menyatu dalam satu pribadi. Andi Tenri Walinonong mewarisi roh itu—ketika ia berbicara, suasana meneduh; ketika ia memimpin, suara-suara berbeda bisa duduk satu meja. Politik bukan ajang adu suara, tapi ladang musyawarah.
Macca – Cerdas dalam Strategi, Jejak We Benrigau
We Benrigau, sosok perempuan tangguh dalam sejarah Bone, adalah pemimpin dengan ketajaman intelektual dan keahlian diplomasi yang mengesankan. Ia memahami seluk-beluk kerajaan, membaca peluang, dan memelihara stabilitas kekuasaan dengan akal, bukan hanya dengan kuasa.
Falsafah Macca adalah tentang membaca zaman, merumuskan jalan tengah, dan menyusun langkah ke depan. Di DPRD Bone, Andi Tenri Walinonong menjadi arsitek kebijakan yang tidak hanya merespons hari ini, tapi juga merancang masa depan. Ia memahami dinamika antar-fraksi, mendengar denyut rakyat, dan menyuarakan aspirasi lewat jalur-jalur yang strategis dan tepat sasaran.
Materu – Berani Menjaga Marwah, Semangat Besse’ Kajuara
Sementara Besse’ Kajuara adalah simbol perlawanan. Dalam masa penuh tekanan, ia berdiri di garda depan, menolak tunduk pada kolonialisme, dan menjadikan harga diri sebagai senjata yang tak bisa ditaklukkan.
Materu, dalam makna paling luhur, bukan sekadar nyali. Ia adalah prinsip. Adalah keberanian untuk tidak menukar kebenaran dengan kenyamanan. Itulah yang kini terpancar dalam Andi Tenri. Ia tidak ragu mengambil sikap—meski di tengah badai perbedaan, bahkan jika harus menanggung risiko politik yang besar. Ia tidak hanya memimpin, tetapi menjaga martabat lembaga dan suara rakyat dengan integritas penuh.
Andi Tenri Walinonong: Reinkarnasi Nilai-Nilai Agung dalam Tubuh Perempuan Masa Kini
Kepemimpinan Andi Tenri Walinonong adalah benang merah yang menyambung masa lalu ke masa depan. Ia seperti kelanjutan kisah tiga perempuan agung Bone yang kini berbicara dalam satu tubuh, satu suara, satu visi.
Dalam senyumnya, ada keteduhan We Tenrituppu.
Dalam pikirannya, hidup kembali kecerdasan We Benrigau.
Dan dalam keberaniannya, berdenyut nyali Besse’ Kajuara.
Ia bukan hanya pemimpin perempuan. Ia adalah penjaga nilai.
Penanda Kebangkitan Perempuan Bone
Hari ini, di ruang sidang DPRD Bone yang dulunya dipenuhi dominasi laki-laki, hadir sosok yang mengubah lanskap itu. Duduk di kursi tertinggi, Andi Tenri Walinonong bukan hanya mengisi ruang, tapi juga mengisi makna baru bagi sejarah perempuan Bone.
Macanti, ia hadir dengan wibawa dan kesejukan.
Macca, ia bekerja dengan kecerdasan dan visi.
Materu, ia bersuara dengan nyali dan prinsip.
"Saya tidak ingin sekadar dicatat sebagai perempuan pertama yang menjabat. Saya ingin dikenang karena membawa nilai-nilai leluhur itu hidup kembali di tempat ini."
— Andi Tenri Walinonong
Dan benar. Ia bukan hanya pemimpin hari ini, tetapi jembatan antara kemuliaan perempuan Bone tempo dulu, dan harapan perempuan Bone masa depan.