Waetuo Kajuara Bakal “Di-Ponggok-kan”, Bone Siapkan Destinasi Wisata Kelas Dunia dari Pelosok Negeri
BONE— Siapa sangka, dari sebuah desa di pelosok Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone, tengah disiapkan sebuah destinasi wisata masa depan yang digadang-gadang bakal mengangkat nama Sulawesi Selatan di kancah nasional, bahkan internasional. Permandian alam Waetuo Kajuara, yang selama ini lebih dikenal di kalangan lokal, kini menjadi fokus pengembangan Pemerintah Kabupaten Bone dalam program besar revitalisasi sektor pariwisata berbasis potensi daerah.
Gagasan ini muncul bukan tanpa perhitungan. Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, secara terbuka menyampaikan keinginannya agar Waetuo bisa menapaki jejak kesuksesan Umbul Ponggok, sebuah objek wisata air di Klaten, Jawa Tengah, yang mampu menjelma dari lokasi biasa menjadi magnet wisatawan nasional dan sumber pendapatan daerah bernilai puluhan miliar rupiah per tahun.
"Awalnya, Ponggok hanyalah sebuah kolam desa. Tapi dengan inovasi, kreativitas, dan kolaborasi masyarakat serta pemerintah daerah, kini ia menjadi ikon pariwisata air Indonesia. Saya percaya Waetuo bisa lebih dari itu," ujar Andi Asman dalam keterangannya usai kunjungan kerjanya ke Klaten beberapa waktu lalu.
Dalam kunjungan tersebut, Bupati Andi Asman tak sekadar melihat-lihat. Ia melakukan observasi langsung, berdiskusi dengan pengelola Umbul Ponggok, dan menelaah pola pengelolaan serta strategi pemberdayaan ekonomi warga sekitar yang dilakukan di sana. Ia juga mencatat bagaimana digitalisasi, promosi visual, serta kemasan konten media sosial menjadi senjata utama Umbul Ponggok menggaet wisatawan muda.
Langkah cepat pun diambil. Kepala Dinas Pariwisata Bone yang baru dilantik, Barham, langsung bergerak cepat menindaklanjuti arahan tersebut. Bersama tim dari Bidang Pengembangan Destinasi, ia melakukan kunjungan lapangan ke Waetuo, Minggu pagi (15/6), untuk menilai kondisi faktual, memetakan potensi, dan merumuskan tahapan awal pengembangan.
“Lokasi ini sungguh menjanjikan. Debit airnya stabil, jernih, alam di sekitarnya asri, dan akses jalan sudah cukup terbuka. Tantangannya adalah bagaimana mengemas potensi ini menjadi produk wisata yang bernilai jual tinggi, tanpa kehilangan ruh kealamian dan kearifan lokal,” ujar Barham saat diwawancarai di lokasi.
Dari Desa untuk Dunia
Waetuo bukan hanya tentang air yang mengalir bening dari mata air pegunungan. Ia menyimpan kisah, tradisi, dan semangat masyarakat desa yang selama ini menjaganya. Dengan program revitalisasi ini, pemerintah daerah tidak hanya ingin membangun fisik destinasi, tetapi juga menggerakkan ekonomi warga. Rencananya, pengembangan akan melibatkan UMKM lokal, pelaku ekonomi kreatif, dan warga sekitar untuk menciptakan ekosistem wisata yang berkelanjutan.
“Saya ingin model kolaboratif, bukan eksploitatif. Kita bangun, tapi rakyat jangan jadi penonton. Harus terlibat langsung, mulai dari penyediaan jasa makanan, penyewaan alat, hingga pemandu wisata. Ini harus menjadi milik bersama,” tegas Bupati Andi Asman dalam pernyataan terpisah.
Tak hanya pembangunan fisik seperti spot foto bawah air, wahana air, dan jalur tracking, konsep digitalisasi juga mulai dipersiapkan. Salah satunya adalah membangun brand "Waetuo Experience" yang mengedepankan wisata interaktif dan estetika visual yang cocok untuk konten digital, sebagai strategi menarik wisatawan milenial dan gen Z.
Menatap Masa Depan Pariwisata Bone
Rencana besar ini menjadi bagian dari upaya lebih luas pemerintah daerah dalam memetakan dan memoles destinasi unggulan di berbagai wilayah Bone. Seiring meningkatnya jumlah wisatawan domestik pascapandemi, daerah-daerah dengan potensi alam dan budaya yang kuat seperti Bone dituntut untuk tak hanya menjadi penonton, tetapi juga pemain utama.
Waetuo, yang sebelumnya hanya dikenal oleh segelintir warga lokal, kini berada di persimpangan penting: antara tetap menjadi sudut tersembunyi atau melangkah maju sebagai ikon baru Sulawesi Selatan. Harapan itu kini tertambat pada semangat gotong royong, inovasi berkelanjutan, serta keseriusan pemerintah dan masyarakat.
Dan jika segala rencana berjalan sesuai visi, maka tidak lama lagi kita akan menyaksikan — dari aliran tenang Waetuo, gelombang kebangkitan pariwisata Bone mulai bergulir. Bukan mustahil, dalam waktu dekat, nama Kajuara akan disebut-sebut dalam satu tarikan napas dengan destinasi wisata nasional.
Bone tidak sedang bermimpi. Bone sedang membangun masa depan.