Tegas Tanpa Pandang Bulu, Polres Bone Pecat Anggota Terlibat Narkoba
BONE — Upacara Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH) digelar secara resmi oleh Polres Bone terhadap Brigpol RS, anggota yang terbukti terlibat dalam kasus narkotika. Upacara tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Bone, AKBP Sugeng Setio Budhi, S.I.K., M.Tr.Opsla., dan dihadiri jajaran pejabat utama serta para Kapolsek.
“Ini adalah hari yang tidak membanggakan bagi institusi. Tapi langkah ini harus diambil. Institusi tidak akan memberi ruang bagi siapa pun yang mencederai kehormatan Polri,” tegas Kapolres dalam amanatnya.
Dengan nada lantang, AKBP Sugeng menegaskan bahwa narkoba adalah musuh bersama. Tak hanya merusak generasi, tetapi juga mencoreng marwah negara jika aparat penegak hukum turut terlibat di dalamnya.
“Keterlibatan anggota Polri dalam penyalahgunaan narkoba adalah pengkhianatan. Pengkhianatan terhadap sumpah, terhadap rakyat, dan terhadap institusi Bhayangkara,” ujarnya.
Kapolres menegaskan bahwa langkah ini adalah wujud nyata penegakan disiplin dan integritas institusi. Ia mengingatkan bahwa seluruh anggota harus menjunjung tinggi nilai-nilai kehormatan Polri.
"Tak ada tempat bagi pelanggar di tubuh Polri. Sekali melanggar, tak akan ada toleransi," tegasnya.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Bone, Iptu Rayendra Muchtar, S.H., menambahkan bahwa proses PTDH terhadap Brigpol RS telah sesuai prosedur hukum yang berlaku dan berdasarkan Keputusan Kapolda Sulsel Nomor: Kep/316/V/2025.
“Ini bukan hanya hukuman, tapi juga peringatan keras bagi semua personel. Polres Bone berkomitmen menegakkan aturan secara adil, tanpa kompromi, bahkan terhadap anggotanya sendiri,” ungkap Rayendra.
Menanggapi keputusan tegas tersebut, Ketua Forbes Anti Narkoba Bone, DR. H. A. Singkeru Rukka, memberikan dukungan penuh sekaligus pesan edukatif kepada masyarakat.
“Kami sangat mendukung langkah tegas Kapolres Bone. Ini menjadi pesan moral yang kuat bahwa perang terhadap narkoba bukan sekadar slogan, tapi diwujudkan dengan tindakan nyata, bahkan dalam lingkungan internal kepolisian. Ini contoh yang patut dicontoh oleh seluruh elemen penegak hukum,” tegasnya.
“Namun pemberantasan narkoba tidak bisa dilakukan sendiri. Ini adalah tanggung jawab kolektif. Pemerintah, aparat, tokoh agama, tokoh pemuda, guru, hingga orang tua harus membangun benteng bersama dari keluarga, sekolah, hingga komunitas,” tambahnya.
Andi Singke juga menyerukan pentingnya pendekatan yang tidak hanya represif, tetapi juga preventif dan edukatif.
“Kami di Forbes Anti Narkoba mengajak seluruh masyarakat Bone untuk tidak sekadar menjadi penonton. Laporkan jika ada penyalahgunaan, beri edukasi kepada generasi muda, dan mari bangun budaya tolak narkoba dari lingkungan terkecil: keluarga,” pungkasnya.
Upacara ini bukan sekadar seremonial. Ia menjadi refleksi bagi seluruh anggota Polri agar tak tergelincir dan selalu menjaga kehormatan seragam yang melekat di tubuh mereka. Di akhir upacara, suasana haru menyelimuti barisan, mengingatkan bahwa sebuah kesalahan bisa meruntuhkan karier dan nama baik yang telah dibangun bertahun-tahun.