MTsN 1 Bone Mengantar 347 Anak Bangsa Menuju Jalan Ilmu Dan Akhlak
Bone, - Langit pagi itu seolah ikut bersaksi. langit menurunkan Hujan , seakan menyampaikan bisikan perpisahan dari satu generasi kepada almamater tercinta. Di Gedung serbaguna Mesjid Al Markas Kabupaten Bone, sebanyak 347 siswa kelas IX berdiri dalam balutan seragam terbaik mereka. Mata mereka berbinar, namun tak sedikit pula yang berkaca. Hari itu, mereka bukan hanya dilepas sebagai lulusan—mereka berpamitan sebagai anak-anak yang telah tumbuh, dididik, dan dibentuk selama tiga tahun penuh makna.
Dalam tajuk yang begitu dalam:
“Melalui Penamatan Siswa MTsN 1 Bone, Kita Kokohkan Ilmu untuk Membina Pribadi Menjadi Manusia Berakhlak Mulia”,
acara ini bukan sekadar seremoni. Ia adalah perjalanan batin, penutup lembar yang akan dikenang seumur hidup.
Drs. H. Ambo Asse, Kepala MTsN 1 Bone, berdiri dengan nada suara yang nyaris bergetar ketika menyampaikan sambutan:
“Anak-anakku, hari ini kami bukan hanya melepas kalian sebagai siswa. Kami mengantar kalian sebagai manusia yang tengah bersiap menapaki jalan panjang kehidupan. Bawalah ilmu, bawalah akhlak, dan bawalah cinta kami yang tak pernah pudar.”
Tangis mulai terdengar pelan di antara barisan siswa. Lagu-lagu perpisahan menggema, tak lagi sekadar lirik, tapi menjadi doa yang lirih. Pelukan antara guru dan murid berlangsung lama, dalam diam yang mengandung ribuan pesan. Tak ada kata cukup untuk menggambarkan rasa—rasa kehilangan, bangga, dan harap yang membuncah.
Ketua komite Drs.Muh.Arfah, MPd, mewakili orang tua siswa, menuturkan dengan mata berkaca:
“Tiga tahun lalu anak kami datang dengan langkah kecil, belum tahu arah. Hari ini mereka pulang dengan hati yang besar dan bekal yang tak ternilai. Terima kasih wahai para guru, kalian bukan hanya mengajar—kalian telah mengasuh dengan cinta.”
Acara diwarnai pula dengan doa bersama, sebagai bentuk syukur dan harapan. Ada pula penampilan dari siswa—nyanyian, puisi, dan tarian yang seolah menjadi persembahan terakhir mereka kepada madrasah tercinta. Tepuk tangan terdengar, tapi lebih banyak dari itu adalah tatapan yang berbisik: “Terima kasih. Maafkan kami. Doakan kami.”
Hari itu, MTsN 1 Bone bukan sekadar tempat perpisahan. Ia menjadi saksi tumbuhnya generasi yang akan membawa cahaya. Mereka akan melangkah, menjauh, namun jejak mereka akan tertinggal dalam dinding madrasah, di ruang kelas, di hati para guru.
Dan meski langkah kaki akan memisahkan, satu hal yang tak akan pernah hilang:
cinta yang tumbuh dari ilmu, kasih sayang yang lahir dari akhlak, dan doa yang akan selalu menyertai.
Selamat jalan, anak-anak kami. Langit masa depan menanti untuk kalian lukis.