Modus Sidak, Sekelompok Pria Mengaku Polisi Diduga Peras Pemilik Toko Pertanian di Bone Hingga Puluhan Juta Rupiah

Table of Contents


BONE — Aksi pemerasan berkedok sidak menggegerkan pelaku usaha pertanian di Kabupaten Bone. Sejumlah pria yang mengaku sebagai anggota Polda Sulawesi Selatan diduga menekan pemilik toko dengan dalih menemukan pelanggaran, lalu meminta “uang damai” hingga puluhan juta rupiah.


Modusnya tampak rapi: para pelaku datang menggunakan mobil, mengaku bertugas melakukan inspeksi, dan langsung menyisir isi toko. Begitu ditemukan produk kedaluwarsa — yang sebenarnya tidak dijual dan hanya disimpan di area terpisah — pemilik toko langsung ditekan secara psikologis.


“Mereka masuk, periksa, lalu bilang kami melanggar hukum. Ujung-ujungnya minta diselesaikan dengan sejumlah uang,” ungkap salah satu pemilik toko saat ditemui, Jumat (30/05/2025).


Tidak berhenti di situ, korban juga diminta menandatangani surat pernyataan, seolah telah mengakui kesalahan berat. Ironisnya, beberapa pelaku bahkan dikenal korban. “Ada yang berinisial MAR dan ZS. Kami mendesak agar pihak berwenang mengungkap, apakah mereka benar polisi atau cuma penipu berkedok aparat,” tambahnya.


Yang lebih mengkhawatirkan, praktik ini bukan kasus tunggal. Sudah lima toko pertanian di Bone yang didatangi komplotan ini. Semuanya mengalami pola intimidasi yang sama.


“Mereka bawa surat tugas dengan kop Polda Sulsel, tapi isinya ditulis tangan. Sangat janggal,” kata korban lainnya.


Sejumlah bukti berupa rekaman CCTV dan audio perbincangan sudah diamankan oleh para pemilik toko. Bukti-bukti ini disebut cukup kuat untuk mengungkap siapa sebenarnya para pelaku.


“Kami tidak ingin kejadian ini terus berulang. Ini bukan sekadar meresahkan, tapi bentuk pemerasan yang terang-terangan,” tegas korban.


Hingga berita ini ditayangkan,Kami masih berupaya meminta konfirmasi dan klarifikasi resmi dari Polda Sulawesi Selatan. Dugaan pemerasan yang mencatut nama institusi kepolisian ini menimbulkan pertanyaan besar soal pengawasan dan integritas aparat.


Jika benar pelaku adalah anggota kepolisian aktif, maka ini adalah alarm keras bagi institusi. Jika bukan, maka ada sindikat yang sedang bermain dengan menyalahgunakan simbol negara.


//