Soppeng Bergerak Cepat Tekan Angka Stunting: Koordinasi dan Kolaborasi Jadi Kunci Sukses
SOPPENG – Permasalahan stunting, atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis, merupakan tantangan serius yang dihadapi Indonesia. Pemerintah Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan, pun menyadari hal ini dan terus berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di daerahnya.
Sebagai wujud komitmen tersebut, pada tanggal 28 April 2025, dilaksanakan Rapat Koordinasi Bidang Konvergensi Upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2025 di Kabupaten Soppeng.
Rapat koordinasi ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan kunci, menunjukkan keseriusan Soppeng dalam menangani masalah stunting secara terpadu. Para peserta rapat terdiri dari Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Kab. Soppeng, Kepala Bappelitbangda Kab. Soppeng, Tim Teknis Upaya Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting dari berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para pemangku kepentingan lainnya. Kehadiran mereka menandakan komitmen bersama untuk bersinergi dalam mencapai target penurunan stunting.
Wakil Bupati Soppeng, Ir. Selle KS. Dalle, dalam sambutannya pada rapat tersebut, menekankan pentingnya komitmen dan kerja sama yang kuat dari semua pihak untuk menurunkan angka stunting. Beliau menyampaikan bahwa stunting merupakan ancaman serius terhadap kualitas hidup dan masa depan generasi muda Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah telah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu prioritas nasional. Hal ini menunjukkan bahwa upaya penanggulangan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat.
Target penurunan stunting telah ditetapkan, baik di tingkat nasional maupun di Kabupaten Soppeng. Target nasional untuk tahun 2025 adalah penurunan angka stunting sebesar 18,8%. Sementara itu, Kabupaten Soppeng menargetkan penurunan prevalensi stunting dari 24% di tahun 2023 menjadi 22% di tahun 2025. Target ini menunjukkan ambisi Soppeng untuk berkontribusi signifikan dalam upaya nasional menurunkan angka stunting. Namun, untuk mencapai target tersebut, diperlukan strategi dan langkah yang terukur dan terintegrasi.
Rapat koordinasi ini difokuskan pada pembahasan strategi intervensi terpadu dan komprehensif untuk mengatasi stunting. Intervensi ini tidak hanya terfokus pada satu aspek, tetapi mencakup intervensi sejak masa kehamilan hingga anak balita. Hal ini menunjukkan pemahaman yang komprehensif bahwa pencegahan stunting harus dilakukan sejak dini. Wakil Bupati Soppeng juga menekankan pentingnya kolaborasi multisektoral dalam pelaksanaan program penurunan stunting. Kerja sama lintas sektoral ini diharapkan dapat memperkuat intervensi terhadap enam kelompok sasaran utama: ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, dan remaja putri. Selain itu, peran calon pengantin, keluarga, dan masyarakat luas juga sangat penting dalam mendukung program ini.
Rapat koordinasi ini diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan sinergi dan koordinasi antar instansi dalam menjalankan program percepatan penurunan stunting. Peningkatan kinerja dan pengawasan terhadap 31 indikator kinerja layanan yang telah ditetapkan juga menjadi fokus utama. Data stunting yang telah dihimpun secara detail (by name by address) akan menjadi acuan utama dalam mendesain program intervensi yang tepat sasaran dan efektif.
Komitmen bersama untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Soppeng sejalan dengan target nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029. Diharapkan, melalui kerja keras, kolaborasi yang solid antar berbagai pihak, dan pemanfaatan data yang akurat, target penurunan angka stunting dapat tercapai. Dengan demikian, akan terwujud generasi muda Indonesia yang sehat, cerdas, dan memiliki daya saing yang tinggi untuk menghadapi tantangan masa depan. Rapat koordinasi ini merupakan langkah awal yang penting, dan keberhasilannya akan sangat bergantung pada komitmen dan kerja keras seluruh pihak yang terlibat.