Komunitas Rumah Baca RUMI Serukan Penguatan Literasi Bone Lewat Launching dan Bincang Buku Dari Kata Menjadi Nyata
BONE , - Sebagai bentuk nyata komitmennya dalam menyalakan semangat literasi dan menguatkan budaya membaca di Kabupaten Bone, Komunitas Rumah Baca RUMI kembali menggulirkan sebuah momentum bermakna. Bagi RUMI, literasi tidak berhenti pada aktivitas membaca dan menulis semata, melainkan merupakan gerakan moral yang menumbuhkan kesadaran, mempertajam pemikiran, serta menjaga bara peradaban agar tetap hidup di tengah derasnya arus digital yang kian mendominasi.
Komitmen itu diwujudkan melalui kegiatan Launching dan Bincang Buku “Dari Kata Menjadi Nyata”, yang sukses digelar pada Sabtu, 06 September 2025, di Warlon Id, Jl. Langsat, Kabupaten Bone. Acara ini menghadirkan dua anak muda Bone yang berkolaborasi: Bagus WS sebagai penulis dan Ismail sebagai ilustrator. Keduanya membuktikan bahwa kata dan gambar bukan sekadar simbol, tetapi energi yang mampu mengubah gagasan menjadi nyata dan hidup.
Kegiatan ini juga dihadiri puluhan peserta dari berbagai latar belakang komunitas, lembaga, pegiat literasi, hingga penulis lokal, yang datang dengan semangat yang sama: merayakan literasi sebagai ruang perjumpaan, berbagi pengalaman, dan memperkuat jejaring. Kehadiran mereka menjadi bukti bahwa gerakan literasi di Bone terus menemukan tempatnya, tumbuh bersama partisipasi masyarakat yang peduli pada pengetahuan dan kebudayaan.
Acara dibuka dengan sambutan dari Irna, Sekretaris Rumah Baca RUMI, yang menekankan pentingnya ruang literasi di tengah keterbatasan ekosistem baca.
“Kami ingin Rumah Baca RUMI bukan hanya tempat membaca, tetapi ruang perjumpaan ide, karya, dan gagasan. Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa literasi adalah jalan kolaborasi antara penulis, ilustrator, pembaca, dan masyarakat yang peduli akan peradaban.”
Dalam sesi bincang, Bagus WS menyampaikan bahwa buku Dari Kata Menjadi Nyata bukan sekadar kumpulan tulisan, tetapi hasil perenungan panjang tentang kehidupan.
“Buku ini lahir dari sebuah perenungan panjang tentang kehidupan tentang bagaimana kata-kata yang sederhana bisa mengubah cara pandang kita. Saya ingin menunjukkan bahwa menulis bukan hanya soal menggoreskan huruf di atas kertas, tetapi upaya untuk berdialog dengan diri sendiri sekaligus berbagi dengan orang lain.” – Bagus WS
Sementara itu, Ismail sebagai ilustrator mengakui bahwa proses menerjemahkan naskah menjadi visual tidak selalu mudah, tetapi justru di situlah letak tantangannya.
“Tidak mudah menerjemahkan naskah yang dikirimkan Bagus menjadi sebuah ilustrasi. Saya harus membaca berulang-ulang, meresapi nuansa tiap kata, lalu mengubahnya menjadi gambar yang tidak hanya memperindah, tetapi juga memperdalam makna. Saya ingin setiap ilustrasi menjadi jendela tambahan bagi pembaca untuk memahami pesan buku ini.” – Ismail
Kehadiran mereka dalam satu karya membuktikan bahwa literasi bisa tumbuh dalam kolaborasi lintas medium: tulisan yang berpikir dan gambar yang berbicara.
Urgensi gerakan literasi ini semakin nyata jika melihat kondisi bangsa. Data menunjukkan hanya sekitar 1 dari 1.000 orang Indonesia yang gemar membaca, meski tingkat literasi dasar berada di kisaran 96–99%. Survei juga mencatat hanya 10% penduduk yang benar-benar rajin membaca buku. Di Kabupaten Bone sendiri, angka buta huruf usia 15 tahun ke atas masih di kisaran 8,8%, lebih tinggi dari rata-rata Sulawesi Selatan. Fakta ini menegaskan bahwa penguatan literasi bukan sekadar pilihan, tetapi kebutuhan mendesak.
Dalam sambutannya, Ketua Komunitas RUMI, Andi Geerhand, menegaskan bahwa literasi adalah investasi peradaban.
“Kami percaya, literasi adalah jalan sunyi yang menuntun kita pada pencerahan. Buku ini adalah bukti bahwa kata mampu melahirkan kenyataan. Harapan kami, karya ini bukan hanya dibaca, tetapi menginspirasi lahirnya penulis-penulis baru dari Bone. Sebab, masa depan peradaban kita tidak ditentukan oleh seberapa banyak kita berbicara, tetapi seberapa dalam kita berpikir dan menulis.”
Dengan terselenggaranya kegiatan ini, Rumah Baca RUMI kembali menegaskan komitmennya untuk menyalakan semangat literasi dan menguatkan budaya membaca di Kabupaten Bone. Dari ruang-ruang sederhana seperti ini, RUMI berharap lahir generasi penulis, ilustrator, dan pembaca yang tidak hanya mencintai buku, tetapi juga berani menafsirkan hidup dengan kedalaman dan keberanian berpikir.
“Dari Kata Menjadi Nyata” bukan sekadar judul buku, melainkan pesan yang menggugah: bahwa setiap perubahan besar selalu berawal dari kata yang ditulis dengan kesungguhan, diperkaya oleh gambar yang memberi makna, lalu diwariskan sebagai jejak peradaban yang akan terus hidup lintas zaman.