Dari Kukar ke Lamurukung: Jejak Cinta Seorang Putra untuk Tanah Kelahiran

Daftar Isi

Bone – Ada suasana berbeda di Desa Lamurukung, Kecamatan Tellu Siattinge, Kabupaten Bone, Ahad kemarin. Gelak tawa warga, musik meriah, dan kebersamaan mewarnai gelaran “Tana Ogi Wanuakku Fest”—pesta rakyat yang diinisiasi oleh Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Haji Rendi Solihin.


Bersama sang ayah Haji Abu, Haji Rendi kembali ke tanah kelahirannya dengan semangat membangun dan membawa energi positif. Dalam suasana penuh kekeluargaan, hadir pula Bupati Bone Andi Asman Sulaiman, Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin, serta Anggota DPRD Bone, Faisal. Momen tersebut menjadi ajang silaturahmi sekaligus wujud cinta seorang anak kampung kepada daerah asalnya.


Bukan Sekadar Pulang Kampung

Pulang kampung kali ini bukan sekadar nostalgia. Di balik panggung hiburan dan keramaian warga, ada pesan kuat: membangun kampung halaman bisa dimulai dari kepedulian, kolaborasi, dan tindakan nyata.


Wabup Kukar memboyong sejumlah artis dan band nasional seperti Wali Band, Selfi Yamma, Faris Adam, dan Ambo Nai, menghidupkan suasana desa yang semarak. Bahkan, lomba domino yang digelar sukses menarik hampir 3.000 peserta dari berbagai penjuru.


Namun, yang lebih penting, Haji Rendi juga melakukan pengaspalan jalan desa sepanjang 400 meter, menjawab kebutuhan infrastruktur warga.


Membuka Ruang Kolaborasi Antar Daerah

Tak hanya datang membawa hiburan dan pembangunan, kunjungan ini juga membuka ruang kolaborasi antara Kukar dan Bone. Potensi Bone di bidang pertanian dan perikanan menjadi perhatian untuk sinergi ke depan.


Bupati Bone, Andi Asman Sulaiman, menyambut baik niat tersebut. “Kami siap membuka kerja sama lintas daerah untuk kesejahteraan bersama,” ujar Bupati Asman.


Hal senada disampaikan Wabup Bone Andi Akmal Pasluddin. Baginya, kehadiran Haji Rendi merupakan bentuk nyata “silaturahmi kebangsaan”, di mana tokoh perantau kembali memberikan kontribusi untuk tanah kelahirannya.


Peran Anak Muda dan Nilai Pengabdian

Dalam pesannya, Haji Rendi mengingatkan pentingnya peran generasi muda dalam membangun daerah. “Jangan malas, junjung tinggi kejujuran. Anak muda harus jadi bagian dari perubahan,” tegasnya.


Sebagai pejabat publik kelahiran 11 Oktober 1991, Haji Rendi menjadi contoh bahwa kesuksesan di rantau bisa dibawa pulang untuk mengangkat kampung halaman.


Apresiasi dari Akademisi

Dr. M. Awaluddin A., S.Sos., M.Si, pakar kebijakan publik sekaligus Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Cahaya Prima Bone, menyebut langkah Haji Rendi sebagai bentuk partisipasi sosial yang patut dicontoh.


“Ini bukan sekadar proyek pembangunan. Tapi wujud keterikatan emosional dengan kampung halaman, yang lahir dari kesadaran moral, bukan sekadar kewenangan struktural,” kata Awaluddin.


Ia menambahkan, inisiatif tokoh diaspora seperti ini bisa menjadi pengungkit pembangunan desa. Terlebih jika mendapat dukungan stakeholder seperti pemerintah desa, kecamatan, dan tokoh masyarakat.


Semangat Gotong Royong dan Rasa Memiliki

“Jika dikelola dengan baik, kolaborasi semacam ini bisa mempercepat pembangunan dari berbagai sisi—baik fisik, sosial, maupun ekonomi. Ini contoh teladan bagi perantau asal Bone yang kini sukses di luar,” tutup Awaluddin.


Dari Desa Lamurukung, semangat membangun kampung pun menyala kembali. Semua berawal dari satu hal sederhana: pulang kampung dengan hati.